Tradisi ataukah Kewajiban yang tidak boleh terlewatkan ?
Meskipun banyak pro dan kontra mengenai pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang menurut sebagian masyarakat dan para pemerhati pendidikan tidak etis dan layak untuk dijadikan standar bagi kelulusan atau tidaknya seorang siswa pada sebuah lembaga pendidikan, kemarin (20/4) para siswa SMA telah selesai mengikuti kegiatan tersebut dengan perasaan harap-harap cemas. Pasalnya sebagian besar dari mereka khawatir bahwa mereka tidak akan lulus UN tahun ini.
Penentuan kelulusan akan diumumkan beberapa minggu ke depan. Namun ironisnya, ada sebagian siswa atau bisa dikatakan sebagian besar siswa yang sudah meluapkan kegembiraan mereka setelah melewati ujian terberat dalam aktifitas sekolahnya. Padahal mereka belum tahu apakah mereka akan lulus UN tahun ini atau tidak.
Banyak cara yang mereka lakukan untuk mengungkapkan rasa suka cita tersebut, namun sebagian besarnya dan yang lazim dilakukan dari tahun ke tahun adalah aksi corat-coret seragam sekolah dan atribut yang sudah mereka kenakan selama beberapa tahun kebelakang. Mereka berujar,"seragam ini akan menjadi saksi dan kenangan untuk kami di masa depan".
Yang mereka katakan betul, tapi dengan catatan mereka harus sudah pasti lulus dan tidak akan mengenakan seragam tersebut tahun depan. Lalu, bagaimana bila mereka tidak lulus di tahun ini ?
Apakah mereka tidak merasa malu sudah bereuforia di tengah-tengah teman dan sahabatnya sementara ketika pengumuman kelulusan tiba namanya tidak ada di daftar siswa yang lulus UN tahun ini.
Miris memang, tapi itulah generasi muda yang tidak ingin segala keinginan dan hasratnya dihalang-halangi.
0 komentar:
Posting Komentar