Borobudur Ditengah Bencana Alam

Sejarah Borobudur Part III

Selamat Datang di Borobudur Park


PT. Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam usaha pengelolaan obyek wisata, berdiri pada tanggal 15 Juli 1980, berdasar Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita, SH. Nomor 19. Pembangunan fisik kedua taman diselesaikan pada pertengahan 1989, telah dioperasikan hingga saat ini. Untuk kepastian hukum dalam pengelolaannya, Pemerintah menerbitkan KEPPRES Nomor 1 Tahun 1992, tanggal 2 Januari 1992 tentang Pengelolaan Taman Wisata Candi Prambanan, serta pengelolaan lingkungannya.

Pada awalnya Perusahaan diserahi tugas mengelola Taman Wisata Candi Borobudur dan Taman Wisata Candi Prambanan, namun dalam perkembangan selanjutnya, pada tanggal 25 Oktober 1991, Perusahaan diserahi tugas / dipercaya untuk mengelola kawasan Ratu Boko sebagai obyek wisata seperti halnya Borobudur dan Prambanan. Dengan bertambahnya pengelolaan tersebut, maka nama Perusahaan berubah menjadi PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.

Kegiatan perusahaan dilaksanakan dan terus ditingkatkan dalam rangka mencapai visi perusahaan, yaitu : “Menjadi Perusahaan yang mempunyai kemampuan dan kompetensi yang tinggi serta proffesional dengan dukungan Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk menjadikan taman dan candi sebagai obyek dan daya tarik wisata yang mampu bersaing secara global”.

Oleh karena itu, sebagai salah satu pengelola obyek wisata budaya di Indonesia, bercita-cita menjadikan Taman Wisata Candi Borobudur, Taman Wisata Candi Prambanan dan Taman Wisata Ratu Boko, sebagai salah satu tujuan utama bagi para wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia dan wisatawan nusantara yang berkunjung ke Yogyakarta.


Pada tahun 2006 cobaan berat sedang menimpa perusahaan. Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 di Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah menyebabkan kerusakan pada bangunan maupun menelan korban jiwa.

Dampak yang sangat dirasakan yaitu menurunnya wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta yang berpengaruh pula kunjungan ke Candi Borobudur, Prambanan maupun Ratu Boko. Menurunnya kunjungan ini sangat berpengaruhi pendapatan operasional perusahaan sehingga pada tahun 2006 perusahaan mengalami kerugian. Usaha-usaha pemulihan telah dilakukan bekerja sama dengan berbagai pihak. Usaha itu antara lain segera membuka akses ke Candi Prambanan sehingga wisatawan makin mendekat ke tubuh candi meskipun belum bisa naik ke candi karena alasan keselamatan.

Usaha pemasaran terus digiatkan untuk meyakinkan kepada calon wisatawan bahwa Yogyakarta aman untuk dikunjungi.
http://www.borobudurpark.com/

Tidak sampai disitu saja, pada awal November 2010 Borobudur kembali dihujani dengan debu dari letusan gunung merapi. Sebagaimana dilansir oleh harian Kompas.

JAWA TENGAH, KOMPAS.com — Letusan hebat Gunung Merapi, Jumat pekan lalu, mengakibatkan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, tertutup debu vulkanik setebal 1,5 hingga 2 cm. Ketebalan debu itu adalah ketebalan paling tebal pascapemugaran tahun 1983.
 
"Ketebalan sekarang yang paling besar," ucap Iskandar M Siregar, Kepala Pelayanan Teknis Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, ketika ditemui Kompas.com di kompleks Borobudur, Selasa (9/11/2010).
Iskandar mengatakan, debu itu merata di seluruh candi seluas 14.161 meter persegi pada bidang-bidang horizontal, seperti lantai, atas stupa, keben, dan ornamen. Adapun pada bidang vertikal, ketebalan debu relatif lebih kecil.
 
Iskandar juga berharap, candi segera dibersihkan agar debu tidak merusak. Namun, waktu pembersihan masih menunggu informasi terkait letusan Merapi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM.
 
"Kalau debu didiamkan akan mempercepat kelapukan batu. Debu itu jadi pupuk buat tumbuhan. Debu juga menutup pori-pori batu, lama-kelamaan pasir masuk ke sela-sela batu, terus ke saluran air. Kalau aliran air macet, akan fatal," urainya.
 
"Paling cepat, pembersihan dilakukan pekan depan. Kami masih memantau info dari Pak Rono (Kepala Pusat Vukanologi Bencana Geologi), akan ada hujan abu lagi atau tidak," ucapnya.
 
Seluruh bangunan candi, kata dia, sebenarnya sudah dibersihkan setelah letusan Merapi pertama kali pada 26 November 2010. Saat itu, pembersihan memakan waktu tujuh hari oleh 62 orang. "Kemarin itu debunya setebal tiga milimeter. Debu dikumpulkan sampai 56 ember ukuran 10 liter. Gimana sekarang, akan lebih lama lagi," ucap dia.
 





Semoga Candi Borobudur tetap menjadi simbol kebanggan warga Jogjakarta khususnya dan Bangsa Indonesia pada umumnya.

0 komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Bloggerized by Dzignine, based on Nekoji design.